
Tanda malam lailatul qadar menurut hadits menjadi petunjuk berharga bagi umat Muslim yang sedang berikhtiar di sepuluh malam terakhir Ramadan. Meskipun Allah ﷻ merahasiakan kapan tepatnya malam kemuliaan itu turun agar hamba-Nya bersungguh-sungguh setiap malam, Nabi Muhammad ﷺ memberikan beberapa kisi-kisi (tanda alam) untuk menguatkan hati mereka yang mendapatinya.
Setiap tahun, banyak orang sibuk melihat ke langit mencari tanda-tanda ajaib seperti pohon bersujud atau air membeku. Padahal, riwayat-riwayat yang shahih menyebutkan tanda-tanda yang jauh lebih sederhana, tenang, dan menyejukkan. Mengetahui ciri-ciri ini penting, bukan untuk dijadikan ramalan cuaca, tetapi sebagai motivasi agar kita semakin kencang beribadah saat merasakan tanda tersebut.
Berikut adalah ulasan lengkap mengenai tanda malam lailatul qadar menurut hadits yang diriwayatkan oleh para imam ahli hadits terpercaya.
1. Matahari Terbit Tanpa Sinar yang Menyilaukan
Ini adalah tanda yang paling shahih dan paling sering dikutip oleh para ulama. Tanda ini muncul di pagi hari setelah malam Lailatul Qadar berlalu. Ubay bin Ka’ab r.a, seorang sahabat yang ahli Al-Qur’an, bersumpah bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27 berdasarkan tanda ini.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Tanda Lailatul Qadar adalah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyilaukan (redup), seolah-olah ia adalah bejana (piring) hingga ia meninggi.” (HR. Muslim).
Mengapa mataharinya redup? Sebagian ulama berpendapat karena banyaknya malaikat yang naik ke langit menghalangi sinar matahari, atau karena cahaya kemuliaan malam tersebut masih membekas hingga pagi hari.
2. Suasana Malam yang Tenang dan Sejuk
Salah satu tanda malam lailatul qadar menurut hadits yang bisa dirasakan langsung adalah atmosfer malam yang berbeda dari biasanya. Tidak ada badai, tidak ada panas yang menyengat, dan tidak pula dingin yang menusuk tulang.
Dari Ibnu Abbas r.a, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan (lembut), tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Al-Baihaqi).
Seringkali udara malam sangat menusuk saat I’tikaf di masjid. Gunakan perlengkapan yang hangat dan nyaman. Sarung Wadimor tebal siap menemani qiyamul lail Anda.
➡️ Cek Sarung Wadimor Terbaru3. Bulan Muncul Separuh Bulatan
Ada sebuah riwayat menarik dari Abu Hurairah r.a yang menyebutkan tentang bentuk bulan. Beliau berkata:
“Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah ﷺ, beliau berkata: ‘Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan (jafnah)?'” (HR. Muslim).
Hadits ini mengindikasikan bahwa tanda malam lailatul qadar menurut hadits bisa saja terjadi di malam-malam di mana bulan berbentuk separuh (menjelang akhir bulan), yang cocok dengan waktu 10 malam terakhir Ramadan.
4. Langit Cerah Tanpa Meteor (Bintang Jatuh)
Di malam yang mulia itu, setan-setan tidak diizinkan mencuri berita dari langit, sehingga tidak ada panah api (meteor) yang dilemparkan kepada mereka. Langit tampak bersih dan terang (walaupun tanpa bulan purnama).
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Malam itu adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang, dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (meteor).” (HR. At-Thabrani).
Mencari Lailatul Qadar butuh kenyamanan ekstra. Mukenah Silk Premium yang lembut dan tidak menerawang adalah investasi terbaik untuk malam-malam terakhir Ramadan.
➡️ Lihat Mukenah Silk Premium5. Ketenangan Hati dalam Beribadah (Tanda Batin)
Selain tanda fisik alam, Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa ada tanda yang dirasakan oleh hamba yang beriman, yaitu ketenangan hati (thuma’ninah) dan kenikmatan dalam bermunajat yang tidak dirasakan di malam-malam lain. Ini adalah efek dari turunnya Malaikat Jibril dan ribuan malaikat lainnya ke bumi yang membawa kedamaian (Salam).
Kesimpulan: Fokus Ibadah, Bukan Tanda
Mempelajari tanda malam lailatul qadar menurut hadits bertujuan untuk memotivasi kita, bukan untuk memastikan. Jika pagi hari Anda melihat matahari terbit redup, bersyukurlah dan berdoalah semoga amal semalam diterima. Namun jika tidak melihatnya, jangan berkecil hati. Teruslah “kencangkan ikat pinggang” ibadah hingga malam terakhir Ramadan, karena Allah ﷻ maha pemurah dalam memberi pahala.
FAQ Seputar Tanda Lailatul Qadar
Apakah Lailatul Qadar selalu hujan atau gerimis?
Tidak selalu. Justru dalam hadits shahih disebutkan malam itu cerah dan tidak hujan. Namun, ada riwayat lain (HR. Bukhari) dimana Nabi sujud di atas air dan tanah (becek) di pagi harinya, yang menunjukkan malam itu hujan. Jadi kondisi cuaca bisa berbeda-beda tiap tahun dan tempat.
Apakah tanda pohon bersujud itu benar?
Tidak ada hadits shahih yang menyebutkan pohon bersujud secara fisik. Tanda-tanda supranatural seperti air membeku atau pohon sujud lebih banyak bersumber dari cerita rakyat (israiliyat) yang tidak bisa dijadikan landasan akidah.
Jika saya tidur di malam Lailatul Qadar, apakah tetap dapat pahala?
Lailatul Qadar adalah tentang “siapa yang menghidupkan malamnya dengan ibadah”. Jika tertidur sepanjang malam tanpa ibadah, tentu terlewat keutamaannya. Namun jika tidur sebentar untuk kuat bangun tahajud, insyaAllah tetap berpeluang mendapatkannya.