4 Cara Membayar Fidyah Puasa dengan Beras dan Uang yang Benar (Lengkap)

cara membayar fidyah puasa

Cara membayar fidyah puasa adalah pengetahuan krusial bagi mereka yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa karena udzur syar’i yang bersifat permanen. Sebagai bentuk kemudahan dalam Islam, Allah ﷻ memberikan jalan keluar berupa denda (fidyah) untuk mengganti hari-hari yang ditinggalkan tanpa harus berlapar-lapar mengqadhanya.

Istilah “Fidyah” berasal dari kata fadaa yang artinya menebus atau mengganti. Biasanya, urusan fidyah ini menjadi perbincangan hangat menjelang Ramadan ketika orang-orang mulai mengecek “utang” tahun lalu. Masalahnya, banyak yang masih bingung: “Apakah boleh bayar pakai uang? Kalau pakai beras berapa kilo? Dan ke mana harus disalurkan?”

Kekeliruan dalam menghitung takaran bisa membuat pembayaran fidyah menjadi tidak sah (kurang) atau sekadar menjadi sedekah biasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas tuntas langkah demi langkah cara membayar fidyah puasa yang sesuai dengan tuntunan fiqih dan standar yang berlaku di Indonesia.

Siapa Saja yang Boleh Membayar Fidyah?

Tidak semua orang yang batal puasa boleh lari ke opsi fidyah. Fidyah adalah opsi “eksklusif” untuk golongan tertentu yang memang secara medis atau fisik tidak memungkinkan untuk mengganti puasa (qadha) di lain hari. Sebelum mempelajari cara membayar fidyah puasa, pastikan Anda masuk dalam kategori ini:

  • Orang Tua Renta: Lansia yang fisiknya sudah sangat lemah dan tidak mampu berpuasa.
  • Sakit Menahun: Orang sakit parah yang menurut diagnosa dokter kecil kemungkinannya untuk sembuh.
  • Ibu Hamil & Menyusui: Khusus jika mereka tidak berpuasa karena mengkhawatirkan keselamatan bayinya saja (menurut Mazhab Syafi’i).
  • Orang Mati: Orang yang wafat dan masih memiliki utang puasa, ahli warisnya bisa membayarkan fidyah dari harta peninggalannya.

Takaran Fidyah Menggunakan Makanan Pokok (Beras)

Pendapat mayoritas ulama (Jumhur), termasuk Mazhab Syafi’i yang banyak dianut di Indonesia, mewajibkan fidyah dibayarkan dalam bentuk makanan pokok. Di negeri kita, artinya adalah beras.

Cara membayar fidyah puasa dengan beras adalah sebanyak 1 Mud untuk setiap satu hari puasa yang ditinggalkan. Pertanyaannya, 1 mud itu berapa?

  • 1 Mud = Cakupan dua telapak tangan orang dewasa normal.
  • Konversi ke Gram = Sekitar 675 gram atau 0,7 kg.

Untuk kehati-hatian (ihtiyat), banyak ulama Indonesia menyarankan membulatkannya menjadi 1 Kilogram beras per hari utang puasa. Jadi jika Anda punya utang 30 hari, siapkan 30 kg beras berkualitas layak makan.

Cara Membayar Fidyah Puasa dengan Uang

Di zaman modern, membawa berkarung-karung beras mungkin merepotkan. Apakah boleh diganti uang? Mazhab Hanafi membolehkan konversi fidyah ke dalam bentuk uang (Qimah) seharga makanan pokok tersebut.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) telah menetapkan standar nominal agar masyarakat tidak bingung. Per tahun 2024/2025, estimasi besaran fidyah uang adalah sekitar Rp60.000,- per hari per jiwa (untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya). Angka ini didapat dari estimasi biaya makan layak untuk orang miskin dalam sehari (3x makan).

Jadi, rumus cara membayar fidyah puasa dengan uang adalah:

(Jumlah Hari Utang) x (Rp 60.000) = Total Fidyah
Contoh: 10 hari x Rp 60.000 = Rp 600.000,-
⚠️
Penting! Nominal Rp60.000 adalah angka aman (untuk 3x makan + lauk). Namun minimalnya adalah seharga 1,5 kg beras atau biaya 1x makan lengkap sampai kenyang. Sesuaikan dengan harga pangan di daerah Anda masing-masing.

Niat Membayar Fidyah

Segala amal tergantung niatnya. Saat Anda menyerahkan beras atau mentransfer uang ke lembaga zakat, wajib hukumnya berniat dalam hati. Berikut lafal niat yang bisa dilisankan:

Baca :  3 Penjelasan Hukum Makan Sahur Saat Adzan Subuh: Boleh atau Batal?

Untuk Diri Sendiri (Sakit/Tua):
“Nawaitu an ukhrija hadzihil fidyata ‘an shaumi ramadhana fardha lillahi ta’ala.”
(Aku niat mengeluarkan fidyah ini dari tanggungan puasa Ramadan karena Allah Ta’ala).

Untuk Ibu Hamil/Menyusui:
“Nawaitu an ukhrija hadzihil fidyata ‘an qadha’i shaumi ramadhana fardha lillahi ta’ala.”

Waktu dan Sasaran Penyaluran

Kapan fidyah boleh dibayarkan? Anda bisa mencicilnya setiap hari selama bulan Ramadan (misal: tidak puasa hari ini, sorenya bayar fidyah), atau dirapel sekaligus di akhir bulan Ramadan. Batas akhirnya adalah sebelum masuk Ramadan berikutnya.

Kepada Siapa Diberikan?
Fidyah HANYA diperuntukkan bagi fakir dan miskin. Tidak boleh diberikan kepada pembangunan masjid, anak yatim (yang kaya), atau keluarga sendiri yang menjadi tanggungan nafkah. Sasaran utamanya adalah untuk mengenyangkan perut orang yang kelaparan.

🚀 Sambut Ramadan dengan Sajadah Baru

Setelah urusan utang puasa beres, saatnya fokus persiapan ibadah. Gunakan sajadah tebal ala Turki agar lutut tidak sakit saat tarawih dan qiyamul lail.

➡️ Cek Sajadah Kubah Polos Premium

Kesimpulan

Memahami cara membayar fidyah puasa dengan benar akan menyelamatkan kita dari dosa melalaikan kewajiban. Apakah Anda memilih membayar dengan beras (lebih utama menurut Syafi’i) atau uang (lebih praktis menurut Hanafi), pastikan niatnya lurus dan sasarannya tepat. Jangan tunda pembayaran ini agar hati tenang menyambut bulan suci yang penuh berkah bersama keluarga dan orang-orang tercinta.

FAQ Seputar Pembayaran Fidyah

  1. Bolehkah membayar fidyah diberikan kepada satu orang miskin saja?

    Boleh. Misalnya Anda punya utang 30 hari (30 kg beras), seluruhnya boleh diberikan kepada satu keluarga miskin. Tidak harus dibagikan ke 30 orang yang berbeda, meskipun membaginya lebih baik agar manfaatnya merata.

  2. Apakah boleh membayar fidyah transfer online?

    Sangat boleh dan sah. Saat ini banyak lembaga amil zakat terpercaya yang menerima pembayaran fidyah online. Niatkan saat Anda menekan tombol transfer, dan pastikan lembaga tersebut kredibel dalam menyalurkannya kepada fakir miskin.

  3. Bagaimana cara membayar fidyah puasa untuk orang meninggal bertahun-tahun lalu?

    Hitung total hari puasa yang ditinggalkan semasa hidup, lalu kalikan dengan takaran fidyah saat ini. Ahli waris bisa membayarkannya sekaligus dari harta peninggalan almarhum sebelum harta tersebut dibagi waris.

Baca :  3 Fakta Hukum Mimpi Basah Saat Puasa Ramadhan: Batal atau Lanjut? (Wajib Tahu)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top